
Pengumunan RCDC 2015 Lolos ke Tahap ke-3
July 28, 2015
Innovation Forum BTIC #1: BTIC Ajak LPDP Sosialisasikan Program Riset Inovatif dan Produktif
July 29, 2015Semarang (miti.or.id) – Setelah tahun lalu membantu masyarakat petani jamur tiram di Desa Gending untuk menambah kualitas dan masa simpan produk dengan teknologi Modified Atmosphere Packaging (MAP), kini dengan menggunakan skema dana Hibah MITI 2015, tim baru P2M MITI Semarang yang beranggotakan mahasiswa Universitas Diponegoro membantu menyelesaikan permasalahan pengolahan ikan masyarakat nelayan dengan teknologi Solcus Hexa yang mudah diimplementasikan.
Kota Semarang sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah adalah kota perdagangan, industri dan jasa yang memiliki potensi di bidang perikanan, yaitu sebagai pasar transit ikan basah dari berbagai daerah di Jawa Tengah untuk pasokan bahan baku industri pengolahan ikan. Salah satu usaha pengolahan ikan yang potensial untuk dikembangkan di Kota Semarang adalah pengolahan ikan asin dengan cara pengeringan ikan. Usaha ini berada di Kelurahan Bandarharjo yang terletak di wilayah Kecamatan Semarang Utara. Pengeringan ikan merupakan salah satu metode dalam mengawetkan ikan agar tidak cepat membusuk karena adanya bakteri pseudomonas, acrhomobacter dan falovobacterium.
Usaha pengolahan ikan asin dengan pengeringan ikan ini sudah ada sejak lama dan merupakan salah satu bentuk aktivitas ekonomi masyarakat berbasis rumah tangga di Kelurahan Bandarharjo. Proses pengawetan ikan dengan pengeringan saat ini masih dilakukan secara tradisional oleh masyarakat Bandarharjo, yaitu dengan mengandalkan intensitas sinar matahari.
Pengolahan hasil perikanan yang dilakukan secara tradisional dengan modal dan skala usaha kecil ini menggunakan peralatan sederhana dan kurang memperhatikan sanitasi dan higienitas. Hal ini disebabkan tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah dan keterampilan hanya diperoleh dari warisan turun temurun. Pengolahan secara tradisional juga memerlukan lahan yang luas dan waktu yang lama, terutama ketika musim hujan.
Kondisi ini kemudian membuat tim P2M MITI Semarang menerapkan teknologi tepat guna Solcus Hexa, alat pengering kolektor surya 6 sudut sebagai optimalisasi higienitas mutu UKM ikan asin di Bandarharjo. Teknologi ini dapat mempercepat proses pengeringan ikan yang memanfaatkan pantulan sinar matahari serta mudah dan murah untuk diaplikasikan oleh masyarakat. Solcus Hexa yang digunakan terbuat dari alumunium yang tahan terhadap korosi dan menggunakan kayu sengon sebagai isolator agar panas yang dihasilkan tetap terjaga disertai tutup kaca untuk menghindari paparan debu maupun bakteri pathogen selama proses pengeringan.

Solcus Hexa inovasi tim P2M MITI Semarang lebih efektif digunakan untuk pengeringan dan menjaga higienitas produk olahan
Solcus Hexa ini menggunakan prinsip kolektor surya. Sinar matahari akan dipantulkan dan difokuskan pada alas alumunium di dalam Solcus Hexa. Terdapat 3 metode pengeringan yang berlangsung secara bersamaan dalam sekali penggunaan Solcus Hexa, yaitu pengeringan secara langsung oleh sinar matahari, pengeringan yang dilakukan oleh sinar mathari yang dipantulkan dan difokuskan oleh cermin kolektor surya, dan pemanasan yang dilakukan oleh alas alumunium. Penutup kaca akan berfungsi untuk menjaga agar suhu di dalam solcus hexa tidak terpengaruhi oleh suhu lingkungan dan menjaga ikan yang sedang dikeringkan tetap higienis. Uap air yang dihasilkan dalam proses pengeringan, akan diserap oleh absorben untuk menjaga kondisi dalam Solcus Hexa tetap kering.
Priyadi Nugraha Prabamurti, SKM, M.Kes, Dosen Universitas Diponegoro, mengatakan bahwa teknologi ini bagus untuk mengatasi masalah higienitas ikan yang dihasilkan. “Inovasi Solcus Hexa sangat bagus, terutama untuk mengatasi masalah higienitas ikan yang dihasilkan. Pengeringan ikan secara tradisional akan memudahkan ikan terkena paparan debu, lalat dan lain – lain. Namun, perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan pengabdian ke masyarakat perlu beberapa tahap, terutama mengenali kondisi masyarakat. Harapannya apa yang kita sampaikan dapat diterima oleh masyarakat tersebut,” ungkap pembimbing tim P2M MITI Semarang untuk pengaplikasian Solca Hexa di masyarakat itu. (DWH)