Republika: Komunitas Go Pangan Lokal Ajak Masyarakat di Seluruh Nusantara
October 22, 2015
MITI Turunkan Relawan Teknologi Bantu #MelawanAsap
November 4, 2015Semarang (miti.or.id) — Seminar Nasional SSC FMIPA kembali digelar oleh Universitas Negeri Semarang, Sabtu (24/10/15) lalu, di Gedung Auditorium Unnes, Gunung Pati, Semarang. Mengangkat tema ” Implementasi Sains dan Teknologi menuju Kemandirian Bangsa”, seminar merupakan rangkaian acara Scientific Vaganza SSC FMIPA Unnes 2015 bersamaan dengan pameran hasil karya ilmiah mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Deputi Pembinaan Ilmuwan, Peneliti, Teknolog, dan Mahasiswa MITI, Dr. Mahfudz Al-Guda, M.Eng, menjadi salah satu nara sumber seminar. Ia menjelaskan tantangan besar yang dihadapi oleh SDM Indonesia dalam persaingan implementasi sains dan teknologi dengan negara-negara tetangga. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang hasil-hasil penelitian yang ada di Indonesia. Acara dikemas dalam bentuk Konferensi Peneliti Nasional Se-Indonesia.
Mahfudz menjelaskan bahwa Indonesia belum mandiri dalam beberapa bidang pokok. ”Sandang, pangan, papan Indonesia belum mandiri. Padahal Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara lain,” ujarnya. ”Untuk itu teknologi perlu kita kembangkan untuk menguatkan potensi Indonesia yang sudah ada.” Indonesia tidak akan bisa maju tanpa memperhatikan SDM dan penguasaan teknologi. ”Saat ini angkatan kerja di Indonesia 50% adalah lulusan SD, sedang untuk lulusan Perguruan Tinggi masih kurang dari 10%. Ini yang harus segera kita benahi, yaitu dengan mendorong para pemuda Indonesia untuk terus menuntut ilmu sampai ke luar negeri setelah itu kembali membangun Indonesia,” ujarnya.
Kemudian Mahfudz menambahkan tentang visi Indonesia 2025 dengan konsep Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur sebagai visi jangka panjang Indonesia dengan MITI ikut serta dalam proses mencapainya. Paparan Mahfudz dilanjut dengan mempresentasikan semua tentang MITI di hadapan ratusan peserta seminar nasional tersebut. MITI bergerak di wilayah mahasiswa, nasional, dan profesional.
Di tingkat mahasiswa, MITI Klaster mahasiswa telah memperkuat basis jaringan bekerja-sama dengan kelompok-kelompok studi mahasiswa di tidak kurang dari 79 kampus di seluruh Indonesia dan juga mahasiswa Indonesia yang sedang studi di berbagai negara di luar negeri. Program MITI yang utama dalam rangka bekerja sama dengan kelompok studi mahasiswa dari universitas seluruh Indonesia bertujuan mendorong peningkatan kualitas akademi, kemampuan penelitian kelas dunia serta penerapan teknologi tepat guna di masyarakat guna meningkatkan nilai tambah ekonomi di kalangan masyarakat. Dengan program kerja Virtual Research Laboratory (VRL) yang memfasilitasi penelitian mahasiswa program sarjana hingga doktor di dalam maupun luar negeri, Penghargaan Neuron Award bagi mahasiswa yang memiliki inovasi, Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia, dan program lain, MITI ingin membangun lingkungan ilmiah bagi mahasiswa.
Di tingkat nasional, Deputi Pemberdayaan Industri dan Sektor Privat MITI terus mendorong terimplementasikannya kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kondusif untuk meningkatkan nilai tambah sektor perekonomian untuk mendukung pembangunan nasional secara luas. MITI melalui Deputi Kajian Kebijakan terus mendorong kebijakan nasional untuk peningkatan produktifitas di sektor industri dengan memanfaatkan perkembangan teknologi guna peningkatan daya saing nasional, mengurangi ketergantungan terhadap kekayaan alam yang tak terbarukan dan membatasi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara berlebihan.
Di tingkat profesional, MITI terus mendorong munculnya wirausaha-wirausaha baru berbasis sains dan teknologi atau teknoprenurship. Mengingat karakter budaya dan bangsa serta kondisi Indonesia dengan tuntutan kemampuan bertahan hidup yang sangat tinggi, MITI meyakini bahwa budaya seperti di Silicon Valley bisa tumbuh di Indonesia. Berbagai perusahaan teknologi tinggi seperti modern ship design and building, chipset design, tomography imaging system and manufacturing, scientific instruments, nano-materials, cancer therapy, medical equipments, dan berbagai perusahaan pengembang piranti lunak high-end mulai eksis di tataran nasional maupun internasional. Dalam kurun waktu yang tidak lama, perusahaan-perusahaan ini akan mampu mengukir prestasi memunculkan produk-produk high-tech Made In Indonesia di pasar-pasar dunia.
Tiga program besar tersebut akan terus di dorong oleh MITI, sambil berupaya membangun kerja-sama dengan seluruh potensi bangsa yang ada untuk saling bersinergi membangun Indonesia menuju Innovation Nation, negara yang berbasis inovasi, dengan menekankan peran MITI sebagai jaringan fasilitator atau pipelines. Peran itulah yang digarisbawahi sebagai tonggak berdirinya MITI. (DWH)