MITI – Tumbuh dari Aktivis Kampus untuk Indonesia Madani
Berawal dari kepedulian dan perhatian akan berbagai persoalan bangsa khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pada akhir 80-an, beberapa Aktivis Kampus yang berkesempatan menimba ilmu di berbagai kampus luar negeri khususnya bidang IPTEK, menggagas berdirinya wadah yang menghimpun mereka, sebagai wahana untuk melakukan diskusi tentang permasalahan pembangunan IPTEK di Indonesia. Wadah ini awalnya berbentuk forum komunikasi SDM IPTEK,dalam perjalanannya, peminat forum ini semakin besar. Kemudian Forum komunikasi ini mendirikan lembaga kajian ISTECS atau Institute for Science and Technology Studies.
Untuk menampung aspirasi dan makin memperkuat kerja, Forum Komunikasi SDM IPTEK akhirnya menginisiasi berdirinya Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia pada 2004 dengan menghimpun individu maupun lembaga yang memiliki kesamaan visi dan misi. Akhirnya, tepat pada Ahad, 18 Januari 2004 di Hotel Indonesia, sekitar 150 doktor dan master dari berbagai disiplin ilmu mendeklarasikan kehadiran sebuah organisasi non-pemerintah (NGO/LSM) bernama Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI).
Beberapa tokoh yang hadir pada saat itu seperti mantan Presiden BJ Habibie, Menkopolkam Susilo Bambang Yudhoyono, Menristek Hatta Rajasa, Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid, Ketua Komisi 8 DPR RI Irwan Prayitno, dan tokoh-tokoh nasional lainnya. Para ilmuwan dan teknololog dari berbagai disiplin ilmu ini menguatkan tekad mereka untuk membangun bangsa dan negara lewat ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama menjadikan IPTEK sebagai pengungkit dan pengakselerasi pembangunan ekonomi.
Gerak langkah MITI kemudian makin berkembang lewat salah satu divisinya yaitu MITI Mahasiswa. Aneka program kerja MITI Mahasiswa tertuju kepada upaya mempersiapkan benih-benih ilmuwan dan teknolog yang akan mengambil perannya di masa mendatang. Seakan mengambil filosofi menanam jati yang akan dipetik 10-20 tahun ke depan, gerak MITI Mahasiswa dalam membina dan memperluas jaringan di berbagai kampus Indonesia makin memperkokoh eksistensinya.
MITI Mahasiswa lahir tanggal 25 September 2005. Kelahirannya ditandai dengan penyelenggaraan Semiloka Mahasiswa Nasional I dengan tema “Revolusi Akademik Kampus : membangun Riset dan Kompetensi Mahasiswa Menuju Indonesia Maju dan Mandiri” di Daerah Istimewa Yogyakarta. MITI Mahasiswa sebagai salah satu divisi yang fokus pada pengembangan peran dan kontribusi mahasiswa yang berkompeten di bidangnya.
Hingga kini tak kurang dari 79 kampus di seluruh Indonesia berikut ribuan mahasiswanya telah menjadi mitra MITI Mahasiswa, baik dalam aspek pembinaan maupun karya pengabdian kepada masyarakat. Kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintahan, swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat, khususnya di bidang riset dan penelitian serta pengabdian masyarakat terus berlangsung hingga kini.
Salah satu agenda utama dari MITI Mahasiswa adalah konsolidasi dan sosialisasi program MITI Mahasiswa ke berbagai elemen kampus, baik internal maupun eksternal. Umumnya agenda kegiatan terbagi dua, pertama kegiatan eksternal semacam dialog, seminar atau diskusi yang menghadirkan nara sumber MITI dan mitra daerah. Kedua, kegiatan internal yang melibatkan struktur MITI serta struktur pusat, wilayah dan daerah.
Puncaknya, kinerja MITI menonjol saat peluncuran buku Profil 300 Ilmuwan Muda Indonesia yang berisi kiprah 300 doktor anggota MITI dari beragam disiplin ilmu dalam membangun bangsa ini. Acara yang berlangsung pada 16 Agustus 2009 tersebut digabungkan dengan sebuah Seminar Nasional tentang rancangan Blue Print Pengembangan IPTEK untuk Menunjang Pembangunan Ekonomi Berbasis Knowledge.
Perhelatan nasional sekaligus konsolidasi anggota MITI itu juga menampilkan pameran berbagai hasil produk teknologi tinggi karya mereka. Di-launching pula Indonesian Virtual Research Laboratories (VRL Indonesia), sebagai sebuah laboratorium virtual yang bisa digunakan bersama para peneliti dari berbagai kalangan dan bangsa, khususnya anggota MITI.
Kini, ketika tuntutan akan peran besar yang biasa dilakukan para ilmuwan dan teknolog semakin mengedepan, maka MITI berupaya mewujudkannya lewat langkah dan kerja-kerja besar yang hadir dari beragam program kerjanya. Apalagi, sebagai bagian anak bangsa, MITI akan terus berupaya melahirkan karya-karya terbaiknya sehingga mampu memberikan kontribusi maksimal untuk mewujudkan Indonesia Madani. Proses transformasi masyarakat pun bisa berjalan dengan baik manakala kemampuan teknologi telah dikuasai. Kolaborasi yang kuat antara MITI dengan berbagai komponen bangsa, pada akhirnya akan semakin menguatkan hadirnya sebuah peradaban baru di Indonesia, peradaban berbasis kemajuan IPTEK yang menjadikan bangsa ini mandiri dan sejahtera.