
P2M MITI Bandung Kembangkan Industri Kayu Olahan
January 14, 2015
MITI Dorong Generasi Muda Berkarya
February 23, 2015Pontianak (miti.or.id) — Sosialisasi dan pendampingan program bagase filter penjernih air gambut berbahan dasar arang ampas tebu sudah mulai dilaksanakan pada 29 Juni 2014. Sosialisasi program ini dilaksanakan di Desa Rasau Jaya, Pontianak, Kalimantan Barat. Desa Rasau Jaya adalah salah satu desa di Kecamatan Rasau Jaya dengan luas 12.484 Ha atau 38,29% dari luas wilayah kecamatan. Sebagian besar lahan desa ini merupakan lahan gambut dengan kedalaman antara 1-3 m. Berdasarkan penelitian, luas penyebaran gambut Kalimantan Barat sekitar 1,73 juta ha (8,49% dari luas gambut di Indonesia), sehingga jika dibanding dengan luas Kalimantan Barat yaitu sekitar 14.680.700 ha, maka luas lahan gambut di Kalimantan Barat adalah 11,79 %.
Data hasil uji kualitas air gambut yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa air gambut di Kalimantan Barat memiliki kekeruhan rendah, berwarna coklat tua sampai kehitaman (124 – 850 unit PtCo), kadar organik tinggi (138 – 1560 mg/L KMnO4), dan bersifat asam (pH 3,7 – 5,3). Data tersebut menunjukkan bahwa sebelum dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber air untuk keperluan domestik, air gambut masih memerlukan pengolahan khusus terlebih dahulu.
Penyaringan air bagi masyarakat Kalimantan Barat adalah alat yang dinilai harganya sangat mahal. Hal inilah yang membuat harga air bersih setelah disaring dan diolah oleh perusahaan air minum menjadi tinggi, sehingga banyak rakyat kurang mampu yang mengkonsumsi air yang tidak layak dikonsumsi tersebut. Oleh karena itu, Tim P2M MITI Pontianak yang terdiri dari tiga mahasiswa Universitas Tanjungpura, membuat sebuah solusi teknologi sederhana untuk memanfaatkan barang-barang yang banyak tersedia di lingkungan, salah satunya adalah dengan menggunakan arang ampas tebu. Ampas tebu ini diolah menjadi arang dan bermanfaat untuk menjernihkan dan menetralkan kandungan air gambut.
Masyarakat menerima dengan baik adanya sosialisasi program penyaringan air gambut di lingkungan mereka.. Keberlanjutan dari kegiatan sosialisasi dan pendampingan program bagase ini adalah tim selanjutnya akan menilai seberapa banyak masyarakat yang mau melakukan penyaringan air gambut secara mandiri dan tim akan rutin mengunjungi masyarakat yang menjadi sasaran pendampingan program. (MII/DWH)
1 Comment
[…] http://miti.or.id/p2m-miti-pontianak-kembangkan-bagase-filter-penjernih-air-gambut/ […]