Kampanye “Go Pangan Lokal!”: Langkah Awal MITI Satukan Gerak Segenap Elemen Mewujudkan Kedaulatan Pangan Di Indonesia
Mei 20, 2014
MITI Hadiri Kongres Kemandirian II Dompet Dhuafa 2014
Mei 22, 2014
Bogor (miti.or.id) – Pembangunan desa merupakan salah satu tonggak utama dalam memajukan bangsa sebab sebagian besar wilayah Indonesia adalah pedesaan. Gerakan Indonesia Bangun Desa yang dirintis Yayasan Bina Desa Indonesia telah melahirkan angkatan pertama para revolusioner pembangun desa ditandai dengan lokakarya akhir penempatan, Senin (19/05), di Kawasan Yapipi, Bogor. MITI turut hadir dalam lokakarya tersebut.
Gerakan Indonesia Bangun Desa telah melahirkan satu angkatan revolusioner pembangun desa dalam kurun waktu program satu tahun. Program yang dilakukan oleh gerakan ini adalah pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan bagi peserta Indonesia Bangun Desa hasil seleksi dari ratusan kandidat. Selain pelatihan yang dilaksanakan selama tiga bulan, peserta Indonesia Bangun Desa juga mengikuti kegiatan penempatan selama sembilan bulan untuk membantu membangun peradaban desa dimana mereka ditempatkan.
Indonesia Bangun Desa menyelenggarakan lokakarya hasil penempatan peserta IBD angkatan pertama selama tiga hari pada 19-21 Mei 2014. Rangkaian lokakarya ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil kegiatan penempatan peserta di delapan desa yang tersebar di empat provinsi di Indonesia.
MITI turut diundang dalam lokakarya ini. MITI diwakili oleh Deslaknyo Wisnu Hanjagi menyampaikan rasa bangga kepada seluruh peserta IBD angkatan pertama yang mau untuk mengabdi kepada masyarakat desa. “Saya bangga dapat berbicara di depan rekan-rekan semua, para revolusioner muda pembangun peradaban desa,” ujarnya saat diberikan kesempatan untuk berbicara di depan para peserta IBD. “Kami berharap dapat ebrsama-sama dengan rekan-rekan untuk membangun Indonesia.”
Haidir Ilyas, Manajer Program IBD juga menyampaikan keinginan IBD untuk mengajak MITI bekerja sama menambah kapasitas peserta IBD. “Semoga MITI dapat bekerja sama dengan IBD untuk meningkatkan kapasitas para peserta, terutama pada bagian training bisnis, pemetaan sosial, dan penelitian serta teknologi tepat guna untuk membangun UMKM di desa.” (DWH)
