
MITI Hadiri Lokakarya IBD Angkatan Pertama
May 20, 2014
Pemkot Depok Gandeng MITI Kumpulkan Bibit Tanaman Pangan Nusantara
June 6, 2014Jakarta (miti.or.id) — Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) menghadiri Kongres Kemandirian II, Selasa (20/5). Acara yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa tersebut merupakan agenda urun rembug para tokoh, akademisi, praktisi dan aktivis di bidangnya masing-masing untuk mewujudkan kemandirian bangsa.
Peserta kongres merumuskan isi petisi sesuai bidangnya dalam Empat Komisi: Pangan, Energi, dan Lingkungan; Politik, Hukum, dan Pertahanan; Ekonomi; serta Budaya. Kongres kemandirian II dilaksanakan bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional. Tujuan akhir dari Kongres Kemandirian II ialah merumuskan Petisi untuk Kemandirian Bangsa.
Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Patra Jasa, Kuningan, Jakarta, ini dihadiri oleh ratusan tokoh dan pakar di bidangnya, antara lain Marwah Daud Ibrahim (politik), Bustanul Arifin (pangan), Hamdi Muluk (politik, hokum, pertahanan), Heri Hermansyah (pangan, energi, lingkungan), Yudi Latif (politik, hukum, pertahanan), Fahira Idris (budaya), Heru Susetyo (politik hukum), Zainal Arifin Muchtar (hukum), Tri Mumpuni (pangan, energi, lingkungan), Yusuf Wibisono (ekonomi), Adrinof Chaniago (politik, hukum, pertahanan), Hanta Yudha (politik, hukum, pertahanan), Gola Gong (budaya), dan Rona Mentari (budaya). Turut hadir dari bidang Kajian dan Kebijakan MITI, Ulya Amaliya yang masuk dalam Komisi Pangan, Energi, dan Lingkungan.
Pangan, Energi dan Lingkungan merupakan tiga isu yang terus dikawal oleh bidang Kajian dan Kebijakan MITI dalam satu tahun ini, di samping isu Cyber Era yang akan digarap akhir tahun 2014. Terkait isu pangan, MITI baru saja melangsungkan Kampanye ‘Go Pangan Lokal’ (GPL) di sembilan kota di Indonesia pada Ahad (15/5) lalu. Kampanye GPL merupakan bagian dari Gerakan Pangan Lokal yang diinisiasi MITI sejak 2013 lalu. Gerakan Pangan Lokal bermula dari keprihatinan atas hasil survey di empat kota besar Indonesia yang menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia lebih cenderung memilih panganan asing dibanding lokal. Dalam mengkaji isu energi dan lingkungan, MITI fokus mengkaji konsep smart city, merumuskan konsep hunian yang hemat energi dan ramah lingkungan. Untuk isu lingkungan, pada pertengahan Februari lalu MITI telah sukses menyelenggarakan Green Development Seminardan membentuk Jejaring Indonesia untuk Pembangunan Hijau (JIPH).
Penyelenggaraan Kongres Kemandirian II Dompet Dhuafa 2014 sejalan dengan apa yang selama ini dikaji oleh MITI. Sesuai dengan visi MITI: bringing technology to the people, MITI memiliki misi agar inovasi yang ditemukan oleh para ilmuwan dan teknolog di bidang pangan, energi dan lingkungan dapat teraplikasikan dengan tepat di masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat berdaya, terciptanya kedaulatan pangan dan energi serta kelestarian lingkungan menjadi tujuan. Pengajuan petisi untuk pemimpin bangsa bukan sekedar masukan apalagi tuntutan, namun merupakan hasil kajian berupa rekomendasi kebijakan untuk diimplementasikan bersama. (UA)