
MITI Terima Kunjungan Siswa SMA
March 13, 2014
GIPI Persatukan Segenap Intelektual dan Ilmuwan Muda Indonesia
March 14, 2014Tangerang (13/03) – Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) menggelar diskusi rutin di Rumah Aspirasi MITI. Dalam diskusi ini, MITI membedah buku Legacy of Ashes: The History of CIA tulisan Tim Weiner yang disampaikan oleh Mr. Syafiq Syaikhul Akbar.
Dalam bukunya, Tim Weiner bercerita tentang gerak-gerik rahasia CIA yang tak hati-hati mengambil langkah. Seakan tak punya daya, simpulan akhir dari buku yang telah memenangkan berbagai penghargaan ini adalah sejarah operasi CIA yang telah berusia lebih dari enam puluh tahun ini justru akan menjatuhkan Amerika Serikat sendiri. Ditulis dengan gaya liputan jurnalistik yang cantik, Tim Weiner memperlihatkan bukti-bukti meyakinkan perihal kelemahan CIA setelah mempelajari lebih dari 50.000 arsip dan mewawancarai ratusan veteran CIA serta berbagai pengakuan direktur-direkturnya. Buku yang sempat menjadi bahan perbincangan masyarakat Indonesia pada pertengahan 2007 ini memiliki daya tarik tersendiri sebab memuat beberapa fakta perihal campur tangan CIA dalam pemerintahan Indonesia serta antek-anteknya pada birokrasi negara ini.
Mr Syafiq menceritakan alur buku ini dengan apik dan mengalir. Meski hanya menyampaikan pada bagian-bagian tertentu yang berhubungan dengan Indonesia, pria kelahiran Tokyo ini mampu menyihir seluruh peserta untuk aktif berdiskusi. Antusiasme peserta diskusi sangat tinggi, terlebih dalam poin upaya pegendalian Indonesia oleh CIA. Mr Syafiq memaparkan dua periode percobaan pengendalian, yaitu pada masa penggulingan Soekarno dan masa pengangkatan Soeharto hingga akhirnya ia juga digulingkan oleh agen CIA. Pada buku ini dipaparkan pula bahwa Amerika Serikat berkeinginan kuat untuk menguasai Indonesia karena melimpahnya cadangan devisa berupa minyak bumi dan sumberdaya alam lainnya. Selain itu, Indonesia juga digunakan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah hingga menjadi pasar barang-barang buatan negara adidaya ini.
Diskusi dua pekanan yang diadakan oleh MITI ini memang bertujuan untuk saling bertukar wawasan dan ide untuk mewujudkan penghidupan Indonesia yang madani. “Dari diskusi rutin seperti ini, kita berharap agar pemuda-pemuda penerus bangsa dapat saling bertukar pikiran dan menggali banyak informasi dari sesama untuk mencapai visi bersama,” tegas Dr Edi Sukur, M.Eng, Deputi Pemberdayaan Sektor Privat dan Industri, MITI, di sela-sela kegiatan diskusi berlangsung.
Pada akhir diskusi, Mr Syafiq menyampaikan bahwa Indonesia tidak akan bisa berdaya bila belum melepaskan diri dari genggaman otokrasi negara lain. Selain dari sisi politik, perkembangan teknologi juga harus diperjuangkan untuk menyokong kekuatan Indonesia ke depan. Sektor lain, seperti pertanian, industri, dan jasa akan menjadi harga mati sebagai modal perjuangan bangsa ini melepaskan belenggu penjajahan tak terlihat ini. (DWH)