MITI Selenggarakan Rapat Kerja
February 1, 2014
Suspen disse pellen tesque dui proin cursus magna
March 10, 2014
GREEN DEVELOPMENT SEMINAR DAN PELUNCURAN JEJARING INDONESIA UNTUK PEMBANGUNAN HIJAU
Mewujudkan Pembangunan Hijau Berkelanjutan Memerlukan Sinergi Banyak Pihak
Depok, 17 Februari 2014. Sabtu (15/02) kemarin, masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) bekerjasama dengan University Indonesia Achievement Community (UIAC) menyelenggarakan Green Development Seminar. Pelaksanaan seminar tersebut sekaligus merupakan momen diluncurkannya Jejaring Indonesia untuk Pembangunan Hijau (JIPH).
Masalah pembangunan bukan hanya urusan pemerintah semata. Dalam opening speech yang diberikannya, Ketua Umum MITI Dr. Warsito P. Taruno mengungkapkan bahwa pembangunan hijau berkelanjutan tidak mungkin dapat dilakukan tanpa adanya kerjasama dari beragam pihak yang saling berbagi informasi dan menyumbang kontribusi. Karena itulah, keynote speakers dan para pengisi seminar yang dihadirkan dalam Green Development Seminar berasal dari latar belakang kepakaran, dan keilmuwan yang berbeda-beda.
Dr. As Natio Lasman selaku Kepala BAPETEN tahun 2008-2014 berkesempatan memberikan keynote speech mengenai pentingnya mengelola potensi Indonesia dengan baik sesuai kebutuhan pembangunan indonesia saat ini. Potensi ini harus dapat dinikmati anak-anak bangsa dengan semaksismal mungkin agar efek positif pembangunan dapat langsung dimanfaatkan. Senada dengan hal tersebut Dr. Ridwan Djamaluddin, Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan SDA, menyampaikan keynote speech bahwa pengembangan potensi Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi (IPTEK) merupakan tiga kata kunci untuk kemajuan Indonesia.
Green Development Seminar juga turut menghadirkan Wali Kota Depok Dr. Nur Mahmudi Ismail untuk memberikan keynote speech yang berkaitan dengan kepakaran beliau yang berhubungan dengan Green Urban Development dan Green City. Menurut Beliau, adanya ketidakseimbangan pembangunan desa dan kota membuat masyarakat cenderung merasa lebih nyaman menghuni perkotaan. Dr. Nur Mahmudi sebagai Walikota Depok mengajak masyarakat untuk menerapkan pola pembangunan yang merata, yakni pola pembangunan yang mengetengahkan pe rtumbuhan ekonomi selaras dengan memperhatikan kelestarian alam.
Memasuki sesi seminar, materi pertama Green Development Seminar disampaikan oleh Dr. Alin Halimatussadiyah, Pakar Ekonomi Sumber Daya Lingkungan FE-UI dengan tajuk “Green Economy: Concept, Agendas, and Challenges”. Dr. Alin memaparkan beberapa permasalahan lingkungan yang terjadi dan konsep Green Economy yang dapat diterapkan dalam menangani beragam permasalahan tersebut. Korea Selatan menjadi contoh negara yang telah mampu menerapkan konsep Green Economy. Pada tahun 2008 Korea Selatan telah mampu mempraktekkan strategi low carbon-green growth.
Dr. Edi Hilmawan, pemateri kedua yang merupakan Kepala Bidang Konservasi Energi BPPT memberikan ulasannya mengenai “Green and Sustainable Energy”. Ulasan diawali dengan penjelasan mengenai kondisi energi nasional, termasuk proyeksi kebutuhan energi ke depan, perkembangan produksi migas, besar cadangan sumber energi, serta distribusi sumber energi penduduk dan PDB nasional. Penjelasan selanjutnya ialah mengenai siklus dan rantai energi serta strategi penurunan emisi CO2 di sektor energi. Strategi penurunan emisi dapat dilakukan mulai dari skala rumah tangga, pembangunan green building hingga perwujudan kota hemat energi. Pemanfaatan energi terbarukan dapat menjadi solusi dalam menjawab kondisi keenergian nasional saat ini.
Pembicara berikutnya ialah Dr. Arif Satria, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB yang membahas tentang “Sustainable Ecology in Green Development”. Menurutnya, 70% praktek pemanfaatan SDA yang dilakukan di Indonesia merupakan bentuk eksploitasi. Dalam green economy, belum diangkat mengenai konsep keadilan dan keseimbangan. Demi memenuhi kebutuhan ekonomi, kekayaan alam digeruk untuk kepentingan segelintir pihak tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Bagaimana manusia melakukan pembangunan tanpa melalaikan keseimbangan lingkungan merupakan nilai yang perlu dipahami dan dipraktekkan terutama oleh para pelaku bisnis.
Sesi seminar ditutup oleh Dr. M. Abdul Kholiq, Kepala Seksi Pelayanan Teknologi dan Kerjasama BTL-BPPT dengan presentasi berjudul “Environmental Friendly Technology”. Dr. M. Abdul Kholiq mengawali presentasi dengan menjelaskan alasan mengapa teknologi hijau begitu urgen untuk dikembangkan. Penjelasan ini diiringi dengan contoh-contoh teknologi ramah lingkungan yang telah dikembangkan oleh BPPT, mulai dari bioremediasi, pengolahan dan pemanfaatan limbah/sampah, pemanfaatan tanaman (plus mikroalga), teknologi ramah lingkungan dalam bidang pertanian dan pangan, energi baru dan terbarukan, serta tantangan pengembangan teknologi hijau di masa yang akan datang.
Setelah penyampaian materi dari empat pembicara, sesi tanya-jawab pun berlangsung hangat dan menarik. Para peserta seminar dengan antusias mengajukan beragam pertanyaan. Peserta Green Development Seminar datang mewakili instansi yang menaunginya, seperti INOTEK, Business Innovation Center, Bank Sampah, Indonesia Bangun Desa, maupun Kemenko Ekuin dan Badan Lingkungan Hidup Kota Depok. Mahasiswa pun tak ketinggalan untuk turut hadir dalam acara ini. Kebanyakan dari mereka juga merupakan peserta Temu Wilayah MITI-Kelompok Mahasiswa Bagian JABAJAKAL (Jawa Barat-Banten-DKI Jakarta-Kalimantan Barat). Selain berasal dari Universitas Indonesia selaku tuan rumah, pserta mahasiswa berasal dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Gungung Jati Bandung, Universitas Pasundan dan Universitas Tanjung Pura.
_Tim MITI Media
Materi Green Development Seminar
Dr. Arif Satria-Sustainable Ecology